Wasior.M.ID – Memiliki sumber air yang melimpah ternyata tak menjadi jaminan warga kota Wasior Kabupaten Teluk Wondama Papua Barat bisa berlimpah-limpah air bersih setiap hari. Yang terjadi justru sebaliknya, warga setempat malah kesulitan air bersih. Krisis air bersih di kota Wasior bahkan sudah berlangsung sejak lama.
“(Jaringan) pipa sudah di atas pipa tapi masyarakat tidak rasakan air. Ini sudah jadi sungutan masyarakat. Kita tinggal di samping air (Sungai Anggris) tapi masyarakat susah air, “ungkap Lurah Wasior Muhamad Ickbal Marani pada saat kunjungan reses anggota DPRD Teluk Wondama daerah pemilihan satu di Kelurahan Wasior, Selasa (25/8/2020).
Ickbal mengatakan krisis air bersih di kota Wasior sudah berlangsung lama namun sampai sekarang ini tak kunjung ada perubahan. Padahal jaringan pipa air bersih sudah beberapa kali dibangun termasuk dari proyek Pemprov Papua Barat.
Kondisi ini menjadi ironi tersendiri mengingat Teluk Wondama dikenal sebagai kabupaten seribu sungai.
“Saluran (jaringan pipa air bersih) sudah ada sudah sampai ke rumah warga tapi air tidak jalan. Kami sudah cek ada pipa yang besar warna biru dari proyek dari provinsi, pipanya sudah masuk sampai ke rumah warga tapi air tidak ada. Akhirnya banyak yang sudah beralih ke sumur “ujar Lurah yang aktif di KPNI Wondama.
Menanggapi keluhan Lurah Wasior, Wakil Ketua DPRD H. Arwin sebagai ketua tim reses anggota DPRD dapil satu mengatakan, kesulitan air bersih di Wasior belum bisa ditanggulangi lantaran Pemkab Wondama tidak memiliki manajemen pengelolaan air bersih yang baik.
Apa yang dilakukan selama ini termasuk pembangunan jaringan air bersih juga terkesan seadanya saja tanpa ada perencanaan matang sehingga tidak mampu menuntaskan akar permasalahannya. Karena itu menurut Arwin, sudah waktunya pengelolaan air bersih di Wondama dilakukan dengan manajemen yang jelas layaknya perusahaan air minum (PAM) dengan melibatkan pihak ketiga.
“Jadi kita harap ada pengelolanya sendiri dan dibuat manajemen yang baik dengan teknologi yang tepat. Kita harapkan Pemda kelola secara permanen, tidak spot-spot seperti sekarang ini. Kalau tidak kita buang uang besar terus tapi hasilnya begini-begini saja, “ ujar anggota DPRD dari PDIP itu.